Jumat, 29 Maret 2013

Petinggi The Fed Masih Cenderung Dovish

Menyusul pidato Presiden Fed New York William Dudley, terdapat update insight terbaru sepanjang pekan ini dari 3 Presiden Fed regional lainnya termasuk anggota FOMC Presiden Fed Chicago Charles Evans yang tergolong sangat dovish karena beliau mengekspektasikan The Fed akan terus membeli aset pada laju $85 milyar per bulan sepanjang tahun ini.
The Fed juga belum merilis acuan jumlah stimulus total untuk mengakhiri QE, namun memberikan petunjuk bahwa target QE untuk meningkatkan pasar tenaga kerja AS. Dari target ini, Evans menyatakan bahwa beliau ingin melihat pertumbuhan tenaga kerja (Non Farm Payrolls) diatas 200,000 untuk 6 bulan berturut-turut, disertai dengan penurunan unemployment rate dan pertumbuhan GDP diatas trend.
Komentar dovish lainnya dari anggota FOMC adalah Presiden Fed Boston Eric Rosengren yang menyatakan bahwa pembelian Treasury dan sekuritas berbasis hipotek dalam program QE3 seharusnya berlanjut di 2013 meskipun tidak tertutup kemungkinan adanya penyesuaian jumlah stimulus bertambah atau dikurangi, tergantung situasi ekonomi kedepannya. Rosengren juga melihat sedikit bukti bahwa kebijakan moneter saat ini menimbulkan efek signifikan pada stabilitas keuangan.
Presiden Fed Minneapolis, Narayana Kocherlakota yang semula hawkish kini berubah menjadi lebih dovish setelah menyatakan bahwa outlook pengangguran maupun inflasi menunjukkan kebutuhan adanya stimulus lebih lanjut. Sementara itu Presiden Fed Cleveland Sandra Pianalto yang akan menjadi anggota voter  FOMC pada 2014 lebih hawkish dibanding yang lainnya dengan menggarish bawahi kenaikan NFP sebesar 200,000 mengindikasikan perbaikan substansial pasar tenaga kerja sebagai dasar dari pelambatan QE. Pianalto juga melihat gelembung balance sheet The Fed cukup berbahaya terhadap tekanan inflasi dan berimbas pada pengambilan resiko secara berlebihan oleh market.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar